Kamis, 09 Agustus 2012

RENUNGAN DI UJUNG RAMADHAN




Kulihat Ramadhan sedang berkemas-kemas, hendak pergi…., menatapku terkesan menanggalkan sesal. Aku tertunduk…, lalu ia berkata, “wahai jiwa..sungguh aku tiada menjamin kita kan berjumpa lagi di tahun mendatang. Hampir sebulan penuh aku bertamu padamu, namun kulihat engkau masih sibuk dengan duniawimu.., namun aku hanyalah suruhanNya untuk datang di waktu yang tepat, biarlah Ia yang menilaimu, tentu segala gerak raga dan hatimu selama ini tak luput dari pandangNya.
“Wahai jiwa…, 10 hari lagi aku kan pergi. Setelah itu para setan akan terlepas lagi dari belenggunya dan kurasa rintanganmu tuk menggapai surga tentu kan bertambah terasa berat adanya. Aku hanya khawatir…, sholat malammu terlupa karena lelapmu dipeluk malam, aku hanya khawatir mushafmu akan merindukan untuk engkau baca, karena engkau terlupa dan terlena memperhatikan media-media duniawi lainnya…., aku khawatir…aku khawatir…engkau binasa..!!!”
“Astaghfirullah……….” Wahai Ramadhan…cukup, cukup, cukup…aku sadar akan kefakiranku…, aku sadar wahai Ramadhan. Menatapmu sudah kurasa sesalku…, andai mampu ku ingin kau agak lama di sini…, namun aku tahu tentu itu hanya menjadi sebatas inginku semata….,
***
Ramadhan sebentar lagi kan pergi, ku tak ingin sesalku bertambah menjadi duka berkepanjangan. Ku ingin ada sebuah kenangan bersamanya di ujung pertemuan ini. Amiin.
Dalam menjalani hidup yang sebentar ini, sebagai insan yang sadar tentu kita harus tahu, “suruh menjadi apakah kita di sini?”…semua kita sama disuruhNya, yaitu menjadi hamba sejati (penyembah Allohu ta’ala semata). Dan Alhamdulillah, segala kelengkapan yang telah Alloh ciptakan di sekeliling kita adalah sarana dan prasarana kita untuk menjalankan perintah itu.
Lalu bagaimana actionnya? Actionnya adalah kita dipersilahkan jadi apa saja, asalkan tidak melanggar perintah-perintahNya, alias tunduk selalu dalam aturannya. Misalnya, jika menjadi pedagang tentulah harus menjadi pedagang yang jujur dan beriman. Jangan sampai curang dalam bertransaksi dan jangan sampai pula lalai dari menjalankan kewajiban sholat hanya karena menjadi pedagang tersebut. Yang lainnya, misalnya silahkan saja menjadi pejabat, asalkan jangan sampai mengkorupsi, memakan uang amanah dari rakyat dan jangan pula mengambil hak preogratif Alloh ta’ala, misalnya membuat undang-undang dengan menghalalkan sesuatu yang Alloh haramkan dan atau sebaliknya.
Alhamdulillah, setelah melewati berbagai jalan dan keadaan. Akhirnya setelah menjadi keyakinan maka insyaAlloh jika saya sendiri sudah memutuskan untuk menjadi Pengusaha Developer dan Penulis. Mengapa? Ya karena itulah keputusan yang telah saya ambil. Jika dulu, saat masih sekolah, saya hanya mempunyai keinginan untuk hidup sukses. Setelah kuliah, sibuk mencari jalan sukses di berbagai macam bidang. Ingin menjadi pemborong, ingin menjadi penyanyi islami, ingin menjadi arsitek, ingin menjadi pedagang, ingin menjadi……masih banyak yang lain.
Setelah bekerja, bergaul dan berinteraksi banyak pihak….alhamdulillah…berbagai pengalaman seakan berkata dan menyampaikan pesan “wahai iwan…bukankah waktu di dunia ini sangatlah terbatas”…..Astaghfirullah…, memang benar apa isi pesan tersebut. Bahwa memang hidup ini adalah singkat. Tentu harus cepat pula mengambil keputusan untuk menentukan diri menjadi apa sebagai bukti pemegang khalifah di bumi ini. Dan Alhamdulillah, insyaAlloh saya sudah memutuskan dengan tulus dan yakin bahwa saya adalah Guru. Maka, mulai saat malam ini, dalam moment yang indah ini….akan kukatakan padamu wahai Ramadhan….
Bahwa aku adalah Guru…, akan kubangun citra dan pribadi dalam setiap kesempatan. Agar setiap orang mengerti lalu mendo’akan….
Wahai Ramadhan, di ujung pertemuan ini, hanya itu yang ingin kusampaikan padamu. Sembari menatap kepergianmu…, aku kan selalu berdo’a, semoga setiap langkah dan nafas diri ini diridhoiNya.., agar setiap target selalu menambah pointku kelak di syurga, agar setiap capaian selalu mengurangi dosaku sebagai pelindung diriku dari panasnya neraka….amiiin.
Wahai Ramadhan, terimakasih kuucapkan padamu atas hadirmu, kau telah mengajariku istiqomah dari tepatnya hadirmu di bumi ini. Kau telah mengajariku taat dari malammu yang mengajakku selalu untuk mendirikan sholat. Kau telah mengajariku bersabar dari siangmu yang mengajakku untuk selalu menahan rasa lapar dan haus. Kau telah mengajariku……..kau telah mengajariku banyak hal wahai Ramadhan……,
Semoga ujung pertemuan ini kan menjadi saksi…
Semoga ujung pertemuan ini kan menjadi bukti…
Bahwa aku telah menemukan diri…, semoga semua ini teridhoi…..amiin ya Rabb.

Jumat, 06 Juli 2012

~Lembar-lembar Halaman ..Di Buku Kehidupan Kita~

Sahabat...
Betapa hidup  ini ibarat sebuah buku...
'Cover' depannya  adalah tanggal lahir kita..
'Cover' belakangnya  adalah tanggal kematian kita.
 Dan setiap lembar halamannya...
Adalah tiap-tiap hari di kehidupan kita...
Dan apapun..
Yang telah dan akan kita lakukan.



Ada 'buku yang tebal'...
Namun adapula ' buku yang tipis'.
Bahkan ..teramat tipis

Ada buku yang  'menarik' untuk dibaca..
Namun adapula  yang 'kurang menarik'..
Bahkan.. tidak menarik sama sekali.

Sekali kita menulis di lembar halamannya..
Tidak akan pernah kita berhenti sampai selesai.
Hebatnya...
Seburuk apapun tulisan kita pada halaman sebelumnya..
Selalu tersedia halaman selanjutnya..
Yang putih bersih.. baru... dan tanpa cacat.

Sama persis dengan hidup kita..
Seburuk apapun hari kemarin yang terjalani..
Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk kita.

Kita selalu diberi kesempatan yang baru...
Untuk melakukan sesuatu yang benar,
Dalam hidup kita setiap harinya,
Memperbaiki kesalahan kita ...
Dan melanjutkan 'alur cerita' ...
Yang sudah ditetapkan-Nya ..
Untuk tiap - tiap kita.

Subhanallah...
Segala puji bagi-Mu ya Rabb..
Untuk setiap hari baru...
Yang masih Engkau berikan buat kami...
Jalani..nikmati dan isilah halaman buku kehidupan kita..
Dengan  hal-hal yang benar dalam keridhoan-Nya.

Sahabat..
Jangan lupakan..
Untuk selalu 'bertanya' kepada Allah..
Tentang apa yang harus kita tulis di setiap halamannya..
Agar pada saat halaman terakhir buku kehidupan kita selesai..
Kita dapati sebuah 'goresan pena' yang indah...

Dan 'penulisnya'...
Menjadi  pribadi yang 'indah'...
Yang Allah 'cinta dan rindukan'..
Dan buku kehidupan kita..
Layak untuk di'baca'...
Dan menjadi inspirasi juga teladan ..
Yang memberi kebanggaan ..
Buat generasi setelah kita

Sahabat..
Selamat menulis di 'buku kehidupanmu'...
Dengan 'tinta cinta' dan 'pena kebajikan'.
Dalam tuntunan kearifan nurani..
Berlentera kalam Ilahi ..
Yang telah difirmankan-Nya
Semoga...
Allah 'tuntun' tangan dan 'hati' kita..
Amiiin..

ALINEA DIBUKU HIDUPMU

Aku melihat paragraph hidupmu tersusun penuh arti,
Menuntun penamu untuk terus,
Menjadikan buku kehidupanmu gemilang seterang bintang..
...
Entah aku ada dialineamu atau tidak sama sekali,
Yang pasti aku pernah tersurat dalam buku hidupmu,
Walau hanya tertulis sebagai setitik noda hitam...

Engganmu pernah menggoreskanku sebagai pengganggu,
Itu hal yang wajar,
Sebab aku adalah susunan tulisan yang tak teratur,
Kadang muncul setelah spasi,
Atau mungkin tak pernah ada sama sekali.
LIBURAN HOREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE